Perbincangan Sebelum “Selamat Tinggal”
Tahun ini aku tepat berusia 25 tahun, dan tepat pula di tahun ini banyak hal signifikan yang terjadi di kehidupanku. Kuawali hari tanpa ekspektasi dan kuakhiri hari dengan ucapan “terimakasih sudah berusaha untuk menjalani hari ini”. Begitu saja beberapa bulan belakangan ini.
Inilah awal mula aku membuka diriku dan memulai perbincangan sederhana tentang apa yang ku alami dan kurasakan kepada orang orang yang kutemui. Perbincangan bersama mereka selalu terasa menarik untukku, karena aku selalu mendapatkan perspektif baru dan “menerima”apa yang terjadi kepada ku di usia seperempat abad.
Dalam proyek Perbincangan Sebelum “Selamat Tinggal” ini aku mencoba untuk menggambarkan bahwa fase transisi dari remaja akhir ke dewasa awal merupakan masa-masa yang “rumit”, karena di fase ini biasanya seseorang mulai menghawatirkan akan masa depan, dll. Ini bukan lagi perihal benar dan salah, bukan juga mana baik dan mana buruk. Toh, pada akhirnya mendengarkan dan mencoba mengerti justru jauh lebih dari cukup untuk saling menguatkan satu sama lain.
Kata “Selamat Tinggal” di sini dapat diartikan sebagai titik awal untuk melangkah maju, bahwa meninggalkan merupakan titik awal untuk menemui dan memulai hal-hal baru.