The Air We Breathe
Mimpi hidup dan berkeluarga di kota untuk mayoritas orang akan menjadi imajinasi semu belaka. Kota yang penuh akan mimpinya sekarang hilang dalam nafas kita yang semakin sesak. Terbukanya ruang kota kini terpenjara kabut asap yang menjadi ciri khas kota.
Pertarungan untuk bertahan hidup di kota kian membuat aku bertanya, “Apakah semua akan sepadan? Akankah langit biru suatu hari menjadi pemandangan yang biasa terjadi?”
Kian hari kian tertutup pandangan. Perlahan waktu yang tidak kita punya semakin menipis. Kami yang bernafas untuk kota kini terdesak di rumah sendiri. Mencoba menyelamatkan diri dengan caranya masing-masing. Kini, hidup di kota ini selayaknya pasien kritis yang terus membutuhkan alat bantu untuk bisa bernafas dengan was-was.