Rawang
Sejak saya kecil, pada musim kemarau saya sering bertanya kepada orang tua mengapa banyak abu di dalam rumah, padahal tidak ada yang membakar sampah di depan rumah. Ternyata itu abu yang terbawa angin dari lahan gambut yang terbakar di sekitar Palembang. Waktu SD, kami pernah diliburkan karena kabut asap bertahan lama. Sampai hari ini, kebakaran lahan terus terjadi di wilayah Sumatera Selatan.
Lanskap Sumatra Selatan memang didominasi lahan gambut. Kebakaran lahan parah sampai dikategorikan sebagai bencana nasional sudah beberapa kali terjadi pada tahun 1998, 2014 dan 2019. Kebakaran lahan tersebut menyebabkan kabut asap sampai ke Malaysia dan Singapura, serta memakan korban jiwa di tengah warga lokal yang terkena infeksi paru-paru.
Kebakaran lahan yang berulang di Sumatra Selatan menimbulkan pertanyaan. Padahal upaya pencegahan dan pemadaman sudah dilakukan, namun tetap setiap tahunnya ditemukan titik api di wilayah Ogan Ilir (OI) atau Ogan Komering Ilir (OKI). Kebakaran berulang ini disebabkan banyaknya lahan gambut yang dialihfungsikan, juga pembuatan parit yang menyebabkan hilangnya kandungan air pada lahan gambut. Saya tertarik mengangkat cerita ini untuk menyoroti campur tangan manusia dalam sebuah bencana nasional, di luar faktor alami.