Merekam Jejak yang Terlupakan
Kota Semarang yang memiliki sejarah panjang dalam hal perkembangan masyarakatnya, terdiri dari multi etnis. Salah satunya adalah etnis Tionghoa.
Tidak diketahui secara pasti sejak kapan keberadaan warga Tionghoa di Kota Semarang. Namun, diperkirakan kedatangan perantauan Tionghoa yang pertama kali di Kota Semarang terjadi pada abad ke-15.
Jejak kedatangan orang Tionghoa di Kota Semarang dapat ditelusuri di antaranya dari makam-makam Tionghoa (bong) kuno yang tersebar di beberapa lokasi.
Adalah dua orang sahabat, Pippo Agusto (49), seorang guru les privat, dan Bram Luska (37), seorang pengusaha, yang berniat untuk menelusuri dan mendokumentasikan keberadaan bong-bong tersebut.
Namun, proses ‘perburuan” bong ini tidaklah mudah. Sebagian besar lokasi pemakaman Tionghoa kuno kini telah beralih fungsi menjadi pemukiman penduduk. Selain itu, perburuan bong juga berpacu dengan waktu. Penjarahan, perusakan, dan pelapukan menjadi tantangan yang harus dihadapi oleh mereka.