PERSONAL EDIT
Mentor:
Yoppy Pieter
(Fotografer Dokumenter)
Penting bagi setiap fotografer memiliki kemampuan dalam mengedit proyek personal sebagai langkah dalam membangun narasi visual dan mempertajam gagasan. Editing bukanlah proses kompilasi foto-foto “bagus”, namun sebuah upaya dalam mengkaji relevansi, elemen visual, dan bentuk narasi.
Materi yang akan disampaikan
Seni editing
Syarat dan ketentuan
- Mengirimkan 1 (satu) proyek foto, boleh berupa karya on-going ataupun karya yang sudah selesai
- Membawa setidaknya 60 foto wide edit tercetak ukuran 4R (no glossy paper)
Jadwal
Sabtu-Minggu, 7-8 Maret 2020
Pukul 10:00-16:00 WIB
Lokasi
Panna Lab
Taman Villa Baru A26
Bekasi Selatan, Jawa Barat 17148
Investasi
IDR 850.000,-
Termasuk
Handout
Jumlah peserta
Maksimum 10 orang
Cara mendaftar
- Mengirimkan nama, alamat surel, nomor ponsel, dan kelas yang ingin diikuti melalui whatsapp/sms 081288085667 atau surel info@pannafoto.org.
- Melakukan pembayaran kelas melalui Bank Mandiri, nomor rekening 126-000-520-3871 atas nama Yayasan Panna.
- Konfirmasi pembayaran melalui whatsApp atau email dengan menyertakan nama peserta, kelas, dan nama penyetor.
Informasi lainnya
Omen
081288085667
info@pannafoto.org
www.pannafoto.org
Profil Pengajar
Yoppy Pieter mulai tertarik menggunakan kamera saat bekerja di perusahaan penerbit. Ia kemudian memutuskan untuk mengikuti workshop fotografi di PannaFoto Institute. Sejak saat itu, Yoppy telah terpilih menjadi salah satu peserta program Permata PhotoJournalist Grant (2011), Angkor Photo Workshop (2012), penerima Erasmus Huis Fellowship to Amsterdam (2015), penerima South-East Asia & Oceania 6×6 Global Talent Program yang diselenggarakan oleh World Press Photo Foundation (2017), dan menjadi fotografer Indonesia pertama yang terpilih untuk mengikuti Joop Swart Masterclass yang diselenggarakan oleh World Press Photo Foundation (2019). Pada 2014, ia bersama dua rekan fotografernya, Muhammad Fadli dan Putu Sayoga, mendirikan Arka Project. Karyanya telah dipamerkan di Jakarta Photo Summit #3 (2014) dan Jakarta Biennale (2015), serta diterbitkan dalam buku Saujana Sumpu (2016).