Kelas Fotografi
STRATEGI MEMILIH FOTO
Mentor: Edy Purnomo
Kelas ini menawarkan metode memilih foto di antara ratusan bahkan mungkin ribuan koleksi foto Anda, dalam konteks membuat seleksi beberapa foto tunggal yang kuat. Pengetahuan yang dapat diterapkan untuk kebutuhan yang bersangkutan dengan dunia profesi antara lain pemberitaan, memilih foto untuk berbagai materi komunikasi, menyusun portfolio, hingga keperluan pribadi seperti mengunggah foto-foto perjalanan di media sosial. Kelas dirancang bagi fotografer, pehobi foto, dan mereka yang pekerjaannya berkaitan dengan penggunaan foto (editor foto, staf komunikasi, dan humas).
Materi yang akan disampaikan
- Tahapan dalam memilih foto
- Elemen-elemen yang perlu diperhatikan dalam memilih foto
Jadwal
Sabtu, 4 Agustus 2018 (10:00-13:00)
Lokasi
Ohana Bistro
Jl. Melawai IX No. 4
Jakarta Selatan
Investasi
IDR 300.000,-
IDR 270.000,- (Pelajar & Alumni)
Termasuk
Handout dan kudapan
Jumlah peserta
Maksimum 10 orang
Cara mendaftar
- Mengirimkan nama, alamat surel, nomor ponsel, dan kelas yang ingin diikuti melalui whatsapp/sms 085215565835 atau surel lisna@pannafoto.org.
- Melakukan pembayaran kelas melalui Bank Mandiri, nomor rekening 126-000-520-3871 atas nama Yayasan Panna.
- Konfirmasi pembayaran melalui whatsApp atau email dengan menyertakan nama peserta, kelas, dan nama penyetor.
Informasi lainnya
Lisna Dwi Astuti
085215565835
lisna@pannafoto.org
www.pannafoto.org
Profil Pengajar
Edy Purnomo aktif memberikan berbagai lokakarya untuk membina generasi baru fotografer Indonesia, setelah berpartisipasi dalam program pelatihan-untuk-pelatih World Press Photo di Amsterdam. Ia mengawali karirnya sebagai stringer di Agence-France Presse (AFP) dan Getty Images News Service. Karyanya pernah dimuat diNational Geographic Indonesia, TIME Magazine, Newsweek, The New York Times, serta berbagai publikasi dari PBB. Pada Oktober 2012, Edy meluncurkan buku PASSING yang memuat sejumlah karya terbaiknya selama empat belas tahun berkarier sebagai fotografer. Ia baru meluncurkan buku foto kedua, bertajuk WILDTOPIA yang menggambarkan realitas absurd pada kebun binatang hari ini.