DÉJÀ VU
Foto merupakan sebuah refleksi dari memori yang tidak hanya bisa dilihat namun juga sebagai perjalanan waktu. Perbandingan dalam seri foto diptik ini adalah usaha untuk memperlakukan foto sebagai memori visual, yang secara personal menceritakan tempat dan perasaan dari dimensi waktu yang berbeda. Foto juga bertindak sebagai citraan-saat-ini serta citraan-disaat-yang-lain ketika foto tersebut berinteraksi atau dilihat oleh orang lain. Maka saya membagikan déjà vu saya.
Australia masih merupakan kampoeng halaman saya. Maka kemudian saya selalu menanyakan pertanyaan “Siapakah Saya?” ke dalam berbagai aspek kehidupan. Terdapat identitas Indonesia di dalam Australia, mulai dari keluarga sampai dengan agama, yang membuka pikiran saya serta mengubah cara pandang saya terhadap fotografi.
Saya selalu ingat bagaimana saya membuat sebuah foto, baik tempat maupun perasaan. Teringat betapa menyenangkannya pengalaman di berbagai waktu, Itu merupakan tingkat “rasa” yang lain. Proses mengunjungi masa lalu dalam sebuah lokasi yang berbeda membuat saya mengunjungi foto dan kehidupan masa lalu saya. Setiap momentum mengubah dan meningkatnya kepribadian saya. Maka di era digital, di era saturasi imaji, saya memperlambat diri untuk memperoleh kearifan dari fotografi.
Snapshots are reflections of our memory turned outwards for others to see. In that way a series of snapshots is a time travel. The diptych, an obvious comparison, is an attempt to present photographs as a visual memoir, a retelling of personal stories of places and feelings from different time dimensions. It is also a creation of the present, a constant creation of a different present each time the photographs are observed by (interacting with?) the viewer. I share my déjà vu.
Australia was a “kampoeng halaman” (a home village/a home town). Then, I started asking myself the “Who am I?” question in every single aspect of life. I found my Indonesian Identity in Australia, starting from family to religion, and it opened up my mind to change the way I look at a photograph as well.
Beside a place, and a feeling at that place, I remember how I created a photograph. It is another level of feeling. I was reminded how pleasing that experience was each time. Revisiting the process in different yet similar settings made me revisit my photographs and my life, each moment changing me, enriching me, in the process. In digital age, in an era of image saturation, I slowed down to gain wisdom from photography.