Healing With Abusive Memories
Berdamai dengan memori kekerasan dalam keluarga setelah 17 tahun mengalami kekerasan dalam keluarganya. Perempuan berusia 23 tahun di Tasikmalaya, Lulu Azmi Salsabila membuktikan dapat berdamai dengan kondisi keluarganya. Meski mengalami masa-masa sulit bersama ibunya, Lulu terus berusaha memperbaiki hubungan dengan orangtuanya sembari mengobati luka batin yang masih membekas dalam dirinya dengan bantuan keluarga, teman dan juga psikolog profesional.
Sejak menginjak umur 4 tahun hingga usianya 20 tahun Lulu mengalami kekerasan fisik dan mental yang dilakukan oleh orangtuanya. Mulai dari kekerasan mental seperti tidak diberikan kesempatan berbicara, dibandingkan dengan kakak dan adiknya, dan mendapatkan kekerasan verbal baik di rumah maupun di keramaian. Adapun kekerasan fisik yang didapatkan seperti dicubit, dijambak, hingga pukulan dan tendangan pernah dirasakan oleh Lulu. Ketika ditanyakan kepada orangtuanya atas apa yang dirasakan oleh Lulu ternyata sudah menjadi tradisi dan dianggap wajar ketika dilakukan lagi ke generasi selanjutnya (anak).
Berbagai pengalaman buruk itu ternyata tidak hanya memiliki dampak negatif, tetapi juga dampak positif yang membentuk Lulu menjadi anak yang lebih mandiri, lebih bertanggung jawab terhadap apa yang dilakukan, lebih dewasa dalam bersikap, juga memiliki banyak ide karena sering berpikir bagaimana cara healing yang mengasyikkan atau mencari pelampiasan yang tepat, serta kekuatan analisis yang tinggi untuk memecahkan masalah. Hal ini tervalidasi dengan talents mapping yang telah dilakukan oleh lulu di Talents Mapping Career. Mulai dari itu, Lulu percaya bahwa dirinya memiliki kelebihan yang bisa dia kembangkan menjadi sebuah karya, dan memotivasi dia untuk bisa menjadi lebih baik setiap harinya.
Cerita tentang Healing With Abusive Memories ini berhasil dilalui Lulu dan ibunya. “Bagaimanapun Lulu adalah anak saya, saya adalah ibunya. Ibu pasti memberikan yang terbaik bagi anaknya. Waktu dulu ibu merasa tidak masalah ketika melakukan kekerasan, karena ibu pun mengalami hal serupa yang dilakukan oleh kakek dan nenek dulu. Ibu dan Lulu sudah sepakat untuk memperbaiki hubungan yang kurang sehat. Sejak itu, ibu mulai memahami bahwa apa yang ibu lakukan adalah kesalahan, ibu berusaha memperbaiki dan melakukan yang terbaik untuk Lulu, seperti mengkomunikasikan sesuatu dulu untuk keputusan yang berhubungan dengan Lulu.”